Peran Mahasiswa dalam Menjaga Marwah Pergerakan, Masihkah Kita Peduli?
Di era digital dan modernisasi seperti sekarang, mahasiswa dihadapkan pada berbagai pilihan untuk mengembangkan diri. Mulai dari akademik, wirausaha, hingga organisasi kemahasiswaan. Namun, satu pertanyaan mendasar yang perlu kita refleksikan bersama: Apakah kita masih melihat organisasi mahasiswa, seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai wadah perjuangan intelektual dan sosial?
Sebagai kader pergerakan, kita harus menyadari bahwa PMII tidak hanya sekadar organisasi tempat kita berkumpul atau mengisi waktu luang. Lebih dari itu, PMII adalah laboratorium perjuangan yang telah melahirkan banyak tokoh intelektual, pemimpin bangsa, dan aktivis sosial. Sejarah telah membuktikan bahwa kader-kader PMII selalu hadir dalam dinamika perubahan sosial, politik, dan budaya di Indonesia.
Namun, tidak bisa kita pungkiri bahwa semangat idealisme mahasiswa perlahan mulai terkikis oleh pragmatisme. Banyak mahasiswa yang hanya menjadikan organisasi sebagai batu loncatan tanpa benar-benar memahami esensi perjuangan. Bahkan, ada yang hanya menganggap PMII sebagai ajang eksistensi, bukan sebagai wadah untuk menempa diri menjadi agen perubahan.
Kita perlu bertanya pada diri sendiri: Masihkah kita menjaga marwah pergerakan ini?
Apakah kita hanya sekadar menjadi kader formalitas, atau benar-benar memiliki kesadaran untuk berkontribusi bagi masyarakat?
PMII sebagai organisasi mahasiswa Islam harus tetap menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman yang inklusif dan kebangsaan yang moderat. Kita harus mampu menjawab tantangan zaman dengan terus meningkatkan kapasitas intelektual, kritis terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai yang diperjuangkan PMII sejak awal berdiri.
Jika kita ingin menjaga marwah pergerakan ini, maka kita harus kembali ke khittah perjuangan: Menjadi kader yang berpikir, bergerak, dan bertindak untuk kepentingan umat dan bangsa.
Mari kita refleksikan kembali, apakah kita masih peduli?

0 Komentar